Sabtu, 08 November 2008

Uji Coba Tak Terprogram

Persiapan tim nasional (timnas) senior Indonesia ke turnamen Grand Royal Challenge di Myanmar benar-benar amburadul. Sudah pemainnya baru komplet pada hari keempat latihan, beberapa di antaranya justru dihantam cedera. Selain itu, program latihan skuad Merah Putih terkesan tak terprogram dengan baik.

Apa yang terjadi kemarin sore (7/11) menjadi bukti. Timnas tiba-tiba saja melakukan laga uji coba. Padahal, sebelumnya tidak terdengar kabar Pasukan Garuda (julukan timnas Indonesia) bakal melakoni uji coba jelang bertolak ke Myanmar. "Saya sendiri juga tidak tahu. Tiba-tiba tadi pagi (kemarin pagi, Red) Pak Rahim (Rahim Soekasah, ketua Badan Tim Nasional/BTN, Red) mengajak kami beruji coba," terang Benny Dolo, pelatih timnas.

Bendol (sapaan akrab Benny Dolo) ternyata menyetujui ajakan tersebut. Menurut dia, laga itu cukup bagus untuk mencoba komposisi pemain. Dikatakan Bendol, kesempatan tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk menjaga kondisi pemain. "Apalagi, Lapangan Sawangan kan juga memenuhi standar seperti di Stadion Utama Gelora Bung Karno," kata Bendol.

Jadinya, kemarin sore timnas pun berlatih tanding dengan Pelita Jaya Jawa Barat U-21. Uji coba berlangsung di markas Pelita Jaya di Lapangan Sawangan, Bogor, Jawa Barat. Pada laga tersebut, timnas menang 4-1 dalam waktu pertandingan 3 x 30 menit.

Empat gol timnas dicetak Budi Sudarsono, Musafri, Arif Suyono, dan Aliyudin. Sedangkan gol semata wayang Pelita diceploskan M. Romli.

Bendol mengakui belum sepenuhnya puas dengan kinerja para pemainnya. Meski demikian, mantan pelatih Persita Tangerang itu memberikan apresiasi khusus untuk Musafri dan Aliyudin. Apalagi, timnas saat ini mengalami krisis striker. Hal itu seiring dengan masih cederanya Boaz Solossa dan Bambang Pamungkas.

Si Ular Piton, julukan Budi Sudarsono, juga tidak bisa diandalkan karena sedang dihukum komdis. "Kami terpaksa tidak membawa Budi mengingat sanksi komdis. Karena itu, saya cukup lega dengan apa yang ditampilkan Musafri dan Aliyudin," papar Bendol. (fim/ko)

(jawapos)

Label:

Saleh Tak Gentar Ditinggal Pemain

SURABAYA - Ketua umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar tak kalah gertak menghadapi tuntutan pemain. Dia menyatakan tak gentar dengan ancaman pemain yang tidak mau diberangkatkan ke Jogjakarta menghadapi PSIM kalau gaji dua bulan yang masih menunggak belum dilunasi. Bahkan, dia menyatakan siap jika akhirnya para pemain memilih meninggalkan Persebaya yang tengah dilanda musibah finansial itu.

''Demi rasionalisasi dan efisiensi klub di masa-masa mendatang, Persebaya siap ditinggal pemain-pemain yang pernah dibesarkan oleh Persebaya. Saya tidak akan kesulitan mencari pemain baru. Minimal dari kompetisi internal Persebaya, ada pemain-pemain muda yang bakal jadi bintang masa depan klub kebanggaan arek Suroboyo ini,'' tegasnya kemarin (7/11).

Dia menambahkan, kalau pemain tega meninggalkan Persebaya, dia tidak akan menggandoli. Menurut Saleh, keadaan yang terjadi saat ini adalah ujian terhadap loyalitas pemain. Dia berharap pemain bisa memaklumi karena tak hanya Persebaya yang mengalami keadaan serupa.

Meski demikian, dia tak menutup mata dengan kondisi yang tengah dialami tim kebanggaan warga Kota Pahlawan itu. Saleh menyatakan tetap akan mengupayakan tambahan dana demi membiayai Persebaya. Pria yang juga menjabat ketua Komisi E DPRD Jatim itu meminta Bejo Sugiantoro dkk tetap berangkat ke Jogja untuk menghadapi PSIM (12/11) dan Persiba Bantul (16/11).

Ketika para pemain dikonfirmasi soal pernyataan Saleh itu, tidak ada yang mau berkomentar. Bahkan, kapten tim yang sebelumnya bersuara lantang meneriakkan tuntutan timnya tak mau membuka mulut. ''Kemarin saya sudah berkomentar. Sekarang, saya no comment aja,'' katanya sembari melenggang.

Pemain lain pun mengeluarkan pernyataan senada. ''Sekarang keadaannya lagi panas. Saya takut nanti kalau ngomong malah memperkeruh suasana,'' ujar Purwanto.

Hanya pelatih Persebaya Freddy Muli yang berani menanggapi pernyataan Saleh itu. ''Kalau dia (Saleh, Red) mengeluarkan pernyataan, seharusnya langsung di hadapan pemain. Bukan di belakang seperti ini,'' kecamnya. ''Kalau seperti ini, bukan sikap seorang pemimpin namanya,'' lanjutnya.

Sementara itu, kemarin sore armada Persebaya tetap mengadakan latihan. Freddy menginstruksikan kepada para pemain untuk melakukan game. Nama-nama pemain yang akan dibawa ke Jogjakarta baru ditentukan nanti sore. (nar/ko)

(jawapos)

Label:

Saleh Tak Gentar Ditinggal Pemain

SURABAYA - Ketua umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar tak kalah gertak menghadapi tuntutan pemain. Dia menyatakan tak gentar dengan ancaman pemain yang tidak mau diberangkatkan ke Jogjakarta menghadapi PSIM kalau gaji dua bulan yang masih menunggak belum dilunasi. Bahkan, dia menyatakan siap jika akhirnya para pemain memilih meninggalkan Persebaya yang tengah dilanda musibah finansial itu.

''Demi rasionalisasi dan efisiensi klub di masa-masa mendatang, Persebaya siap ditinggal pemain-pemain yang pernah dibesarkan oleh Persebaya. Saya tidak akan kesulitan mencari pemain baru. Minimal dari kompetisi internal Persebaya, ada pemain-pemain muda yang bakal jadi bintang masa depan klub kebanggaan arek Suroboyo ini,'' tegasnya kemarin (7/11).

Dia menambahkan, kalau pemain tega meninggalkan Persebaya, dia tidak akan menggandoli. Menurut Saleh, keadaan yang terjadi saat ini adalah ujian terhadap loyalitas pemain. Dia berharap pemain bisa memaklumi karena tak hanya Persebaya yang mengalami keadaan serupa.

Meski demikian, dia tak menutup mata dengan kondisi yang tengah dialami tim kebanggaan warga Kota Pahlawan itu. Saleh menyatakan tetap akan mengupayakan tambahan dana demi membiayai Persebaya. Pria yang juga menjabat ketua Komisi E DPRD Jatim itu meminta Bejo Sugiantoro dkk tetap berangkat ke Jogja untuk menghadapi PSIM (12/11) dan Persiba Bantul (16/11).

Ketika para pemain dikonfirmasi soal pernyataan Saleh itu, tidak ada yang mau berkomentar. Bahkan, kapten tim yang sebelumnya bersuara lantang meneriakkan tuntutan timnya tak mau membuka mulut. ''Kemarin saya sudah berkomentar. Sekarang, saya no comment aja,'' katanya sembari melenggang.

Pemain lain pun mengeluarkan pernyataan senada. ''Sekarang keadaannya lagi panas. Saya takut nanti kalau ngomong malah memperkeruh suasana,'' ujar Purwanto.

Hanya pelatih Persebaya Freddy Muli yang berani menanggapi pernyataan Saleh itu. ''Kalau dia (Saleh, Red) mengeluarkan pernyataan, seharusnya langsung di hadapan pemain. Bukan di belakang seperti ini,'' kecamnya. ''Kalau seperti ini, bukan sikap seorang pemimpin namanya,'' lanjutnya.

Sementara itu, kemarin sore armada Persebaya tetap mengadakan latihan. Freddy menginstruksikan kepada para pemain untuk melakukan game. Nama-nama pemain yang akan dibawa ke Jogjakarta baru ditentukan nanti sore. (nar/ko)

Label:

Jumat, 07 November 2008

Modal Awal Menuju Copa

5 Sriwijaya FC v Arema 3 (Ekshibisi Copa Indonesia)

PALEMBANG - Gong Copa Indonesia 2008/2009 telah ditabuh. Pertarungan menjadi juara kompetisi yang melibatkan kontestan dari tiga divisi langsung tersaji mulai hari ini. Pembukaan Copa Indonesia itu ditandai dengan kemenangan Sriwijaya FC Palembang atas Arema Malang dengan skor 5-3 (1-0) dalam pertandingan ekshibisi di Gelora Sriwijaya,�Jakabaring, Palembang, tadi malam.

Dengan kemenangan itu, Sriwijaya FC menyempurnakan gelar juara Copa 2007. Namun, kemenangan tadi malam tidak diperoleh dengan mudah. Sebab, kemenangan tersebut baru bisa dipastikan Laskar Wong Kito (julukan Sriwijaya FC) lewat drama adu penalti.

Adu tendangan dari titik 12 pas tersebut harus dilakukan karena kedua tim berbagi imbang 1-1 di waktu normal 2 x 45 menit. Sriwijaya unggul lebih dulu ketika pertandingan baru berjalan sebelas menit berkat gol Toni Sucipto. Singo Edan -julukan Arema- membalas lewat Emalue Serge dari eksekusi penalti pada menit ke-57. Sriwijaya sebenarnya berpeluang menang sesuai waktu normal andai Keith Kayamba sukses mengeksekusi penalti pada ke-84. Sayang, tendangan Kayamba berhasil diblok kiper Arema M. Yasir.

"Saya salut dengan pihak yang menunjuk Arema sebagai tim yang tampil dalam pertandingan ekshibisi. Sebab, mereka membuat pertandingan ini berjalan menarik. Soal kemenangan, kami jelas sangat bersyukur. Apalagi, para pemain mampu menghibur penonton," kata Rahmad Darmawan, pelatih Sriwijaya FC.

"Kami memang kalah. Tapi, kami cukup senang dengan penampilan anak-anak hari ini. Setidaknya, ini bukti awal keseriusan kami untuk kembali menjadi yang terbaik di Copa," tutur Gusnul Yakin, pelatih Arema.

Dalam drama adu penalti rersebut, kiper SFC Afriyanto tampil sebagai pahlawan. Kiper yang masuk menggantikan Dede Sulaiman menit ke-76 itu berhasil menepis dua tendangan eksekutor Arema, Pello Benson dan Fandy Mochtar.�Afriyanto hanya gagal membendung eksekusi Souleymane Traore dan Arif Suyono.

Kecermerlangan Afriyanto diimbangi oleh para algojo Sriwijaya. Empat di antara lima eksekutor Sriwijaya berhasil menjalankan tugasnya. Yakni, Keith Kayamba, Ngon A Djam, Charis Yulianto, dan Toni Sucipto. Hanya Zah Rahan yang gagal mengeksekusi penalti. Tendangannya melebar ke sisi kanan kiper Arema M. Yasir.

"Yang pasti, kami belajar banyak dari pertandingan ini. Apalagi, Arema tampil sangat bagus," sebut Rahmad.

Dengan kemenangan tersebut, Sriwijaya FC berhak menerima hadiah Rp 100 juta. Sedangkan Arema mendapatkan Rp 75 juta sebagai runner-up. Torehan Sriwijaya semakin lengkap. Sebab, sebelum pertandingan, dilakukan penyematan hadiah kejutan kepada Sriwijaya sebagai juara Copa Indonesia musim lalu. Sriwijaya mendapatkan hadiah tambahan berupa cincin emas. Pihak sponsor Copa Indonesia memberikan 24 cincin yang masing-masing seberat 2,34 gram. Di tiap cincin, terukir nama Sriwijaya FC. Sedangkan titel juara Copa Indonesia 2007 terpatri di sisi kiri dan kanan. (fim/ko)

(jawapos)

Label:

Pemain Ancam Mogok

SURABAYA - Kesabaran para pemain Persebaya habis. Kemarin (6/11), para punggawa Green Force (julukan Persebaya) menanyakan molornya gaji mereka selama dua bulan kepada manajemen. Hal itu disampaikan pada pertemuan antara pemain dengan manajemen di mes Persebaya.

"Tuntutan kami kepada manajemen ada tiga. Pertama, kami ingin gaji pemain dibayar lunas paling lambat pada Senin, 10 November. Kedua, kami menolak kalau pengurus melakukan rasionalisasi gaji. Terakhir, kalau permintaan kami tidak dipenuhi, kami tidak akan berangkat ke Jogja (bertanding away melawan PSIM pada 12 November, Red)," kata kapten tim Bejo Sugiantoro selaku wakil pemain.

Dia menegaskan tuntutan itu di hadapan Indah Kurnia (manajer), Saleh Hanifah (asisten manajer), dan Supriadi (sekretaris tim). Bejo mengatakan, tuntutan tersebut adalah hasil keputusan 27 pemain Persebaya setelah mengadakan pertemuan antarpemain selama dua hari terakhir. Termasuk, tiga pemain asing Persebaya.

Menanggapi tuntutan tersebut, Indah Kurnia menyatakan akan menyampaikan hal itu kepada Saleh Ismail Mukadar, ketua umum Persebaya. Namun, Indah tak mau menutup-nutupi bahwa kondisi keuangan Persebaya saat ini memang sedang kering.

Indah mengatakan tidak yakin bisa membayar tunggakan gaji dua bulan yang nilainya mencapai sekitar Rp 1,3 miliar itu Senin mendatang. "Terus terang, segala upaya kami untuk menggali dana telah gagal. Upaya terakhir kami adalah mendapatkan lewat APBD Kota Surabaya. Tapi, itu juga tidak berhasil," katanya.

Namun, kenyataan tersebut tak menggoyahkan sikap pemain. Bejo mengatakan, keinginan pemain itu tidak bisa ditawar. "Lebih baik kami dirumahkan saja sementara kalau gaji kami pada Senin nanti belum keluar," tegas Bejo yang disambut anggukan kepala kawan-kawannya. Selain itu, para pemain menyayangkan tidak ada satu pun pengurus Persebaya yang hadir untuk mendengar keluhan pemain kemarin.

Terpisah, Ketua Harian Persebaya Cholid Goromah menuturkan, pengurus tidak akan menerapkan rasionalisasi kontrak pemain. "Kami akan mengupayakan cara sebaik-baiknya tanpa melakukan rasionalisasi gaji," jelasnya. (nar/diq)

(jawapos)

Label:

Terima Kasih

Persis seperti dugaan saya sebelumnya,blog ini mengundang pro kontra yang cukup seru.

Tak sampai 2x24 jam saya mempublikasikan blog ini untuk pertama kalinya,ada yang langsung menjudge saya sebagai Aremania penghianat.Keesokan harinya ada yang menyebut saya orang aneh,bikin blog gendheng,dan sebagainya.

Tapi Alhamdulillah,tak sedikit pula yang menyambut baik dan menyemangati agar saya terus melangkah.Mereka ada yang berucap langsung,ada pula yang lewat email dan forum-forum diskusi di internet.Ada yang menyetujui sambil memberikan kritik maupun saran,ada pula yang menyetujuinya mentah-mentah.

Baiklah,tidak mengapa.
Saya berpikir positif saja,bahwa semua yang memberikan tanggapan apapun bentuknya,saya nilai mempunyai kepedulian terhadap hubungan antara suporter Arema dan suporter Persebaya.

Bagi saya pribadi,semua itu akan saya jadikan sebagai bahan pertimbangan serta perengan dalam melangkah ke depan.

Terima kasih atas komentar dan tanggapan anda sekalian.
Maju terus suporter Indonesia...

Label:

Kamis, 06 November 2008

Superpower,Gengsi dan Hegemoni

Seorang teman mengatakan,"Aremania dan Bonek adalah dua suporter besar dengan pengaruh yang luas dalam kancah persepakbolaan di Indonesia."
Ia kemudian menganalogikannya dengan konstelasi dunia politik internasional pada era Perang Dingin.

Aremania ia ibaratkan sebagai Amerika Serikat yang sistem demokrasinya dianggap yang terbaik dan menjadi panutan bagi banyak negara.Pun demikian halnya dengan Aremania yang kreativitasnya dianggap sebagai yang terbaik dan menjadi panutan bagi kelompok-kelompok suporter lain di negeri ini.
Sedangkan Bonek ia ibaratkan sebagai Uni Soviet atau Rusia yang sistem pemerintahan otoriternya dianggap yang terburuk di dunia,kerap dikutuk,dan dianggap sebagai pelanggar berat HAM di muka bumi.Bonek pun dinggap demikian,dengan sepak terjangnya yang dianggap terburuk serta dicap sebagai suporter paling brutal dan anarkis di Indonesia.

Bagaiamana pendapat anda akan perumpamaan teman saya tadi?

Berbicara soal pengaruh kedua kelompok suporter ini dalam kancah persuporteran di negeri ini sangatlah jelas.Kreativitas Aremania ibarat demokrasi-nya Amerika yang kemudian menyebar dan banyak ditiru oleh banyak negara di dunia.Nyanyian dan gerakan Aremania banyak dijadikan acuan bahkan ditiru oleh banyak kelompok suporter lain.

Melihat perkembangan yang begitu masif,mau tak mau Bonek pun "mereformasi diri" untuk mengikuti perkembangan dunia persuporteran terkini,layaknya Rusia yang kemudian meninggalkan sistem komunis ortodoks-nya dengan sisitem yang sedikit lebih terbuka,di tengah arus demokratisasi yang begitu kencang melanda dunia internasioanl kala itu.Hal inilah yang menandai berakhirnya era Perang Dingin.

Celakanya,berakhirnya perseteruan sengit antara kedua negara suporpower itu tak bisa disamakan dengan pertikaian dua "suporter superpower" Indonesia,Aremania dan Bonek.
Keduanya masih saja bertikai hingga hari ini,masih tetap sengit berseteru baik secara langsung maupun tidak langsung.Meski hubungan perorangan atau personal antara keduanya yang etrjalin dalam kehidupan sehari-hari berlangsung damai dan sangat kondusif.Layaknya hubungan antara warga Amerika dan Rusia yan tetap berhubungan baik meski secara dalam urusan politik internasional mereka sangat bertentangan.

Saya pun bertanya kepada teman saya tadi,"Lantas apa yang diperebutkan?"
Teman saya menjawab,"Gengsi dan hegemoni."

Sejenak saya terdiam,lalu mengangguk-anggukan kepala,kemudian berpikir,benar ucapannya tadi.Bahwa yang diperebutkan Aremania dan Bonek hingga hari ini sekedar gengsi dan hegemoni atau pengaruh semata.

"Hm,beginilah kalau dua suporpower berhadapan,"kata saya dalam hati.
Ya,sekedar gengsi dan hegemoni belaka.

(Bamz_admin)

Label: